PAPAN IJO
Ku terbangun dari tidurku…………..
Ya
Allah ………..apa ini petunjuk Mu? Aku harus belajar agama dimana lg?
Kayaknya
aku harus angkat kaki dari pondok ini untuk cari pondok yang kayaknya nggak
membosankan bagi aku. Ah tapi akayaknya pondok membosankan semua deh tinggala
aku aja kali yang M! alias males!
Tapi
benar Ya Allah aku ingin beranjak dari kawasan yang super dingin ini tapi kok
berat banget, tapidemi ilmu bagiku no problem lah.
Tapi apa bener mimpi kamu itu valid,
Van!
Komentar Aad temen karibku yang baru
aku jejali beberapa curhatanku!
Ya InsyaAllah Ad!
So? Papan ijo itu kan banyak, Van! Lanjut Aad!
Tuh liat papan MI Ma’arif aja ijo TK
Hj. Maryam juga ijo banget malah!Sambung Aad
Yee,,,mksudku pondoknya ya se
enggak-nggaknya SMA nya lah!
O…………hehe!!!Kata Aad sambil
ngekek!!!
Ups…..Wah gile Hujan Ad!ini yang
kadang bikin sebel kalo hidup didaerah gunung, jemuran sulit kering dan
berkabut, tapi semua itu perlu kita syukuri, semua itu berkah dari Allah SWT!.
Sambil kuangkat badanku yang baru nyante ngobrol di kamar.
Padahal matahari cerah banet ko
tadi. Pikirku sambil keluar dari kamar.
Yahhhhhh!...................hujan
nyz ko berhenti!Wah jangan main-main dong Malaikat!!!!Gumamku agak keras sampai
dilihatin santri yang lain yang kebetulan lewat di depan kamarku!agaka malu sih
tapi terlanjur keceplosan.
Ga Usah diangkat Van!Kata Adi yang
ternyata duduk disamping jemuran sambil baca majalah.
Tapi ntar hujan lagi gimana brow!
Ah itu Cuma mendung leewat kok, ga tahu musim pancaroba lagi beraksi!
Iya juga ya! Ah biarin lah!Gerutuku!
Eh, brow nerusin dimana habis ambil
ijazah ntar? Tanyaku pada Adi sambil duduk disebalhnya!
Kayaknya ga didini lagi! Kata Adi
sambil nutup majalahnya!
Lha kirain kamu mau istiqomah disini
terus sampai kuliah?
Kata siapa Van?
Kata hati ku, hehehehe!
Lagi baca apa Di?
Ni majalah Hidayah? Jawab Adi Santai
Edisi lama mesti! Kata Irvan lagi.
Yeee, edisi new tahu! Jawab Adi
cetus.
Tahu ga’ Van Pondok di kampungku
masuk Hidayah lho! Kata Adi lagi
Wah da kasus apa di Pondok kampung
kamu itu? Tanya Irvan serius
Kasus gimana? Tanya Sabit, sambil
memicingkan matanya ke arah Irvan
Kan biasanya di Hidayah banyak kasus yang
aneh-aneh, aku ga negative thinking lho!
Eittt, Pondok kampung kaya gini bisa
masuk profil PonPes! Keren! Kata Adi.
Mana aku tak liat sini, pasti ada
gambarnya! Pinta Irvan kepada Adi.
Wah kayaknya dilihat dari gambar
bagusan pondok kita ini, pondoknya, sekolah dan madrasahnya, masih lumayan
sini!Terang Irvan kepada Adi.
Tapi kualitasnya Bro! Jelas Adi!
Pondok kitab salaf ya Di? Tanya
Irvan penasaran.
Baca sendiri tu! Jawab Adi
Ya intinya 100 % kitab ama ilmu
alatnya. Tamabah Adi menjelaskan.
Memang
setelah dipondok Qur’an ini aku akan berencana meneruskan pencarian ilmuku di
pondok yang benar-benar konsentrasi pada membaca kitab kuning yang sulitnya
minta ampun, tapi mau kemana? Aku terus berusaha tanya kesana kemari, ada ang
tertarik tapi ada juga yang masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Aku harus
mondok yang ada sekolah formalnya kalau pagi, kalau salaf bener ya Jawa Timur
sekalian, jelas banyak pondok yang jos disana. Tapi itu sulit bagiku, Ortuku
pasti ga setuju banget. Maklumlah Ortuku Agamanya ga semonojol Pak Kyai.
Pokoknya aku bisa sedikit-sedikit bisa baca kitab kuning kalau satu halaman ada
30 baris paling ga aku bisa baca setengahnya dan paham. Tapi semua itu harus di
dukung dengan ilmu Nahwu dan shorof yang
perlu dikuasai, kata-kata itu aku tiru dari Ustadz diniahku yang mengajar pelajaran
itu.
Tapi
pada saat itu aku Cuma ikut-ikutan kalau mengaji nahwu dan shorof kayanya
mending ngitung soal Matematika yang diberi Pak Zaki yang mungkin pada saat itu
guru Matematika ku yang rese, dan merangkai beberapa kosakta inggris yang
diajarka Pak Subarkah pada saat ekstrakulikuler EDP (English Development
Program) yang dulu jadi ekstrakulikuler yang ditakuti oleh para siswa karena
Bahasa Inggris itu sulit, tapi bagiku saat ini Nahwu sama Shorof yang diatas
Pelajaran Inggris.
Ya
Allah berilah hidayah Mu untuk hamba Mu ini! Amien.
Papan ijo yang aku liat pada mimpiku
itu masing terus berputar-putar dikepalaku, Tulisannya apa juga kelihatan tidak
begitu jelas tapi aku melihatnya di tempat yang aku kenal, apa aku harus di
tempat itu? Ah aku ga mungkin disana, aku ga mau. Tempat yana aku lihat itu
masih di daerah ini dan pelosok banget tapi tempat itu adalah tempat yang
dikeramatkan bagi santri pondok ini yaitu maqbarah para pengasuh dan
keluarganya.
0 komentar:
Posting Komentar